Judul : Remember
Genre : Romance, One Shoot
Author : Kim Dae Min a.k.a @umaysumay
Cast : Park Hyemin
Jaehwan (J.Heart) N-Sonic
Nb : Jika terjadi kesamaan tokoh, cerita dan latar dengan kisah nyata(?) atau FF lain itu semua merupakan unsur ketidak sengajaan. Krena ini murni buatan Author. Jangan lupa RCL ^^. Trus, jangan copas sembarangan. Okey?? Selamat membaca ^^
---------------------------------------------------^^--------------------------^^---------------------------------------
Hyemin POV
I’m missing you, do you remember me… I’m missing you do you remember me…
I’m missing you, do you remember me… I’m missing you do you remember me…
I miss you everyday...I miss you every time......
gieogi nareul samkinda ..... nareul ullinda......
I miss you everyday........ I miss you every time.......
gieogi nareul samkinda ..... nareul ullinda......
I miss you everyday........ I miss you every time.......
Entah sudah berapa ratus kali lagu Remember nya B1A4 berulang di telingaku. Mungkin sejak ditinggalkan oleh orang yang sangat kucintai, orang yang telahmembuat hidupku menjadi lebih berarti, orang yang selalu menghiburku saat kusedih dan bahagia bersama saat senang. Ya, aku masih teringat akan semua kenangan manis itu. Kenangan yang telah kami ukir bersama.
Tapi semua kenangan itu kini tinggallah kenangan masa lalu. Yang mungkin tak dapat dihadirkan kembali saat ini. Perlahan air mataku menetes hingga membasahi foto Jaehwan oppa, namja chinguku yang kini kugenggam.
“Hyemin, sarapanmu belum kau makan,” eomma berteriak dari kejauhan. Aku masih termenung diatas kasurku sambil memandangi foto itu. Sejak kepergiannya ke Seoul, aku tak punya selera untuk melakukan apapun. Hingga kuliahku pun menjadi terbengkalai.
“Hyemin,” eomma membuka kamarku perlahan sambil membawa semangkuk bubur dan susu yang diletakkan diatas nampan. “Makanlah dulu, mungkin dia akan kembali lagi kesini. Tak mungkin dia mengacuhkanmu seperti itu,” eomma meletakkan nampan itu diatas meja kecil disamping ranjangku.
“Enggak eomma, dia mungkin sudah melupakanku. Kalau dia ingat kepadaku, mengapa ia tak pernah menghubungik? Nomornya pun tak pernah diaktifkan?” aku kembali terisak, eomma memelukku hangat.
“Sabar anakku. Dia ke Seoul untuk mengejar cita-citanya. Apa kau ingat kata-kata terakhirnya saat dibandara? Dia berjanji akan kembali setelah ia sukses,” Eomma terus menenangkanku dengan perkataannya.
“Ayolah, makan dulu bubur ini. Eomma enggak mau kamu sakit,” Eomma menedokkan bubur dan menyuapiku.
“Eomma…” aku memanggil eomma pelan. Eomma menatapku dengan tatapan kelembutannya,”apakah aku sebaiknya melupakan Jaehwan oppa?” Eomma berfikir sejenak.
“Itu semua kembali padamu. Jika dengan melupakannya kau bisa bangkit untuk maju maka itu tak maslah bagi eomma. Eomma juga tak ingin jika anak eomma sedih terus menerus,” akupun mengangguk mendengar penjelasan eomma.
1 tahun kemudian lalalalala~~~ *dance bonamana* *plaakkk, autho gaje* *abaikan*
Aku terbangun pagi-pagi untuk bersiap-siap mandi dan berangkat kuliah. Kebetulan hari ini aku ada jadwal pagi. Sekarang, aku sudah menjalankan rutinitasku sweperti biasa. Tanpa Jaehwan oppa. Saat hendak keluar kamar aku mendengar suara dentingan piano pelan dari arah luar rumahku. Aku berjalan menuju jendela dan membuka gorden serta jendela kamarku. Udara dingin musim dingin pun langsung berhembus masuk kamarku.
“Love oh baby my girl, Geudaen naui juhnbu nunbushige areumdawoon, Naui shinbu shini jushin suhnmul, Haengbokhangayo geudaeui ggaman nunesuh nunmuri heureujyo, Ggaman muhri pappuri dwel ddaeggajido, Naui sarang naui geudae saranghal guhseul na maengsehalgeyo, Geudaereul saranghandaneun mal pyuhngsaeng maeil haejugo shipuh, Would you marry me? Nuhl saranghago akkimyuh saragago shipuh” Aku sangat terkejut saat melihat seorang namja tengah bermain piano sambil menyanyikan lagu Marry U milik Super Junior. Aku tak dapat melihat wajah namja itu. Dia menggunakan mantel tebal menutupi kepalanya serta syal dan kacamata gelap.
Aku mengambil jaket dan langsung berlari keluar rumah. Namja itu masih asyik bernyanyi sambil memainkan piano. Aku berdiri mematung di teras rumah hingga lagu itu selesai. Namja itu berdiri dan berjalan ke arahku. Aku ketakutan dan aku melangkah mundur perlahan. Dia membuka kacamata, syal dan tudung jaketnya satu persatu. Langkahku terhenti setelah kumenatap wajahnya. Aku sangat terkejut. Entah aku harus merasa senang, bahagia, kecewa, sedih, marah. Perlahan butiran airmataku mengalir dipipi.
“Jaehwan oppa,” akhirnya sepatah kata muncul dari mulutku. Aku merasakan sesuatu yang meluap-luap dalam diriku. Aku ingin memeluknya, melepas kerinduanku padanya. Tapi aku juga ingin memukulnya karena telah membuatku sangat kesal. Dia masih berjalan mendekatiku. Kemudian memegang kedua pipiku dan menghapus airmataku dengan jari-jarinya.
“Mianhe, jeongmal mianhe. Aku telah mengecawakanmu. Aku telah meninggalkanmu lama. Bahkan aku tak pernah mengabarimu sekali pun. Asal kau tahu, aku juga sangat tersikasa karena tak pernah mendengar suaramu, menatap wajah indahmu bahkan melihat tingkamu. Karena aku sudah berjanji dengan diriku sendiri. Aku akan bertemu denganmu setelah aku sukses. Setelah cita-citaku terkabulkan,” Jaehwan oppa memelukku lembut.
“Would you marry me?” Jaehwan oppa membisikkan di telingaku. Aku tak bisa mengatakan sepatak kata pun. Jaehwan oppa melepas pelukanku dan merogoh sakunya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil.
“Wolud you marry me?” Ia bertanya lagi padaku sambil berlutut di depanku dan memnghadapkan kotak yang berisi cincin itu kepadaku. Aku mengangguk perlahan. Jaehwan meraih tanganku dan perlahan memakaikan cincin itu pada jariku. Ia berdiri kembali memelukku.
“Oppa, pabo!” Aku kembali terisak.
“Mwo?? Apa kau bilang?” Jaehwan oppa melepas pelukanku, memegang kedua pundakku dan menatapku.
“kau juga telah menyiksaku. Kau telah menghilangkan seleraku untuk melakukan apapun. Kau pergi ke Seoul untuk menggapai cita-cita mu. Tapi mana buktinya?” Jaehwan hanya tersenyum mendengar perkataanku dan membuatku semakin kesal.
“Apa kau tak pernah melihat TV? Apa kau tak pernah mendengar boyband bernama N:Sonic?” Jaehwan tertawa sambil mengacak-acak poniku. Aku memamngpernah mendengar N:sonic lewat perkataan temanku, tapi aku tak menaruh minat pada boyband itu.
“Jangan tinggalkan aku lagi oppa” kini aku yang memeluknya menenggelamkan kepalaku pada dadanya yang bidang. Mrasakan degub jantungnya.
“Tidak, aku tak akan meninggalkanmu lagi. Sudah cukup lama aku tersiksa dengan perasaan ini. Tersiksa tak pernah menjumpaimu. Karena aku sangat mencintaimu, aku hanya ingin kaulah yang disisiku. Menemani hari-hariku. Harikua akan penuh warna jika aku hidup denganmu. Saranghae”
“Ne, aku tahu oppa. Aku bisa merasakannya dari suara degub jantungmu. Nado saranghae,”
-----------END-------------
Gimana? Gaje ga? Aneh ga ? bagus ga? Comment yah??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar